Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Melon Sistem Hidroponik Irigasi Tetes Berdasarkan Jenis Media Tanam Sekam dan Cocopeat di PT Wahana Subur Jaya
Abstract
Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian modern yang menggunakan teknologi tanpa media tanah, akan tetapi hidroponik memanfaatkan air dan nutrisi sebagai sumber nutrisi dan tempat pertumbuhan tanaman. Terdapat dua media tanam
yang digunakan dalam hidroponik khususnya tanaman buah seperti melon. Melon merupakan salah satu jenis tanaman buah yang potensial dibudidayakan menggunakan teknik hidroponik dalam peningkatan mutu, kualitas dan produksi buah. Media tanam yang digunakan mempengaruhi tingkat keberhasilan produksi, pendapatan, penerimaan dan kelayakan usaha budidaya melon hidroponik. Tujuan dari penelitian ini adalah a) Untuk mengetahui perbedaan produksi budidaya melon irigasi tetes menggunakan media tanam cocopeat dan sekam bakar, b) Untuk mengetahui perbedaan dan penerimaan dan pendapatan produksi melon menggunakan media tanam cocopeat dan sekam bakar, c) Untuk mengetahui perbedaan kelayakan finansial budidaya melon menggunakan media tanam cocopeat dan sekam bakar. Penelitian ini dilakukan di PT Wahana Subur Jaya, di
Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara. Teknik pengolahan data menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan dua perlakuan dan dua ulangan. Masing-masing ulangan adalah sebanyak 640 tanaman, dimana percobaan dalam penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran sistem budidaya melon hidroponik terbaik. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) produksi melon irigasi tetes pada media tanam sekam bakar sebesar 1.844.4 kg/Thn, produksi melon cocopeat sebesar 4.000,5 kg/Thn, sehingga melon sekam bakar lebih layak untuk dijalankan, (2) terdapat perbedaan pada penerimaan dan pendapatan yaitu penerimaan sekam bakar sebesar 124.740.000/Thn dan pendapatan sebesar Rp74.261.397, sedangkan penerimaan pada media tanam cocopeat sebesar Rp52.110.000 dan pendapatan sebesar Rp951.241. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budidaya melon dengan media tanam sekam bakar lebih layak untuk dijalankan. (3) Berdasarkan analisis kelayakan finansial budidaya melon dinyatakan bahwa media tanam sekam bakar dan cocopeat keduanya sama-sama layak dengan jumlah NPV pada sekam bakar yaitu 500.406.081 dan cocopeat sebesar 14.160.089 dikatakan layak karena lebih dari 1, sedangkan Net B/C pada media tanam sekam bakar yaitu 3,0 dan cocopeat yaitu 1 maka media tanam sekam bakar lebih layak dijalankan karena lebih dari 1. IRR pada media tanam sekam bakar berjumlah 40% dan pada media tanam cocopeat berjumlah 7 % disimpulkan bahwa media tanam sekam bakar lebih layak untuk dijalankan karena tingkat pengembalian modal yang lebih cepat dibandingkan dengan cocopeat. Payback Period pada media tanam sekam bakar yaitu 2,1 dan cocopeat 5,08 tahun dimana media tanam sekam bakar yang lebih layak digunakan karena semakin cepat tingkat pengembalian modal usaha.