Analisis Finansial Budidaya Kentang Menggunakan Teknologi Dengan Fertigasi Irigasi Tetes.
Abstract
Budidaya tanaman kentang menggunakan irigasi tetes otomatis merupakan suatu inovasi teknologi pertanian untuk memudahkan dalam kegiatan irigasi dan fertigasi (pengairan dan pemupukan). Kegiatan pengairan dan pemupukan adalah hal yang paling penting dalam kegiatan budidaya tanaman. Tanaman kentang merupakan tanaman hortikultura yang membutuhkan
banyak air untuk keberlangsungan pertumbuhannya. Ketersediaan airnya akan berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman kentang. Untuk menunjang ketersediaan air dalam kegiatan budidaya tanaman kentang, maka dibutuhkan umbung sebagai penampung stok kebutuhan air tanaman. Dalam kegiatan budidaya tanaman, untuk memudahkan kegiatan irigasi dan fertigasi maka dibutuhkan suatu alat teknologi pertanian yang disebut sebagai irigasi tetes.Irigasi tetes dapat menyalurkan air ke perakaran tanaman dengan cepat dan tepat sasaran. Dengan menerapkan alat ini maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan finansial budidaya kentang dengan menggunakan irigasi tetes. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur kelayakan bisnis adalah NPV, R/C ratio, IRR dan BEP, dengan
ketentuan jika NPV >1 bisnis layak dijalankan, jika NPV <1 bisnis tidak layak dijalankan, jika R/C >1 maka bisnis layak untuk dijalankan dan apabila R/C ratio <1 maka bisnis tidak layak untuk dijalankan, kemudian apabila IRR >1 maka bisnis layak dijalankan dan apabila IRR <1 maka bisnis tidak layak dijalankan, jika BEP >umur ekonomis bisnis yang diproyeksikan maka bisnis layak dijalankan dan apabila BEP<umur bisnis yang di proyeksikan bisnis tidak layak dijalankan. Besar nilai NPV dalam budidaya kentang dengan menggunakan fertigasi irigasi tetes adalah Rp- 104,436,782, nilai R/C ratio adalah 0,93 dan BEP produksi adalah 20,57 ton, sedangkan BEP harga adalah Rp 6.965. Berdasarkan indikator tersebut maka bisnis budidaya kentang menerapkan irigasi tetes tidak layak untuk dijalankan karena tidak memenuhi nilai kelayakan. Untuk mencapai
kelayakan bisnis maka perlu dilakukan remediasi tanah. Kegiatan remediasi tanah diharapkan dapat meningkatkan produksi dan akan berpengaruh terhadap penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha. Remediasi tanah perlu dilakukan karena berdasarkan data hasil uji tanah di BPTP Sumatera Utara tahun 2022, menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki unsur N total 0,26 dengan status hara sedang, P-bray 1 (ppm P) 3,72 dengan status hara sedang, K memiliki nilai 0,31 dengan status hara sedang dan P 24,82 dengan status hara sedang. Kegiatan remediasi tanah juga dilengkapi dengan SOP yang baru. Dengan adanya SOP yang baru, maka hasil dari produksi diperkirakan akan mencapai 30 ton/Ha/tahun yang memiliki penerimaan sebesar Rp 195.000.000. Dengan rata-rata total biaya sebesar Rp 157,617,414 Ha/tahun maka diperoleh
pendapatan dari budidaya kentang dengan menggunakan irigasi tetes per tahun adalah sebesar Rp 37.382.586 /Ha/tahun. Disisi lain dengan menggunakan SOP baru akan diperoleh nilai indikator NPV Rp154,790,020, R/C ratio sebesar 1,23, IRR 29,7%s dan BEP produksi 30 ton Ha/tahun, dengan BEP harga sebesar Rp 6,500 sehingga dengan menerapkan remediasi lahan akan di proyeksikan budidaya kentang layak dijalankan.