Agribisnis Hortikultura, Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L) Hidroponik Berdasarkan Jarak Tanam di Kebun Green Feast Pada Hidroponik Rakit Apung.
Abstract
Selada merupakan salah satu sayuran daun yang banyak diminati dengan nilai ekonomis yang tinggi. Hal tersebut membuat selada menjadi salah satu sayuran daun yang potensial untuk dibudidayakan secara hidroponik. Oleh sebab itu dibutuhkan
kajian mengenai kelayakan usaha budidaya selada. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data secara kuantitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Pertama dilakukan uji anova terhadap ketiga formasi tanaman, perbandingan hasil panen tanaman selada menghasilkan rata-rata pendapatan. Berdasarkan perbedaan formasi jarak tanam menghasilkan nilai anova yang menentukan formasi terbaik. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
diantaranya adalah formasi jarak tanam dengan hasil produksi dengan ulangan yang sama. Setelah menemukan hasil terbaik dari setiap formasi, dilakukanlah analisis finansial. Analisis finansial digunakan untuk mengetahui kelayakan finansial hidroponik
rakit apung pada tanaman selada berdasarkan jarak tanam di Kebun Green Feast. Data kuantitatif dapat dijadikan informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Pada penelitian studi kelayakan finansial ini dapat
ditentukan kriteria investasi yang akan diukur diantaranya, NPV, IRR, Gross B/C, Payback Period (Kadariah, 2001). Pene litian ini telah dilaksanakan di Kebun Green Feast yang terletak di puncak 2000 Siosar, Tanah Karo, Sumatera Utara. Penelitian
diadakan mulai dari September sampai November 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formasi terbaik adalah formasi 2 & 3. Berdasarkan hasil tersebut formasi terbaik yang dinyatakan dari hasil rata-rata pendapatan adalah formasi 2 dan formasi 3.
Dimana nilai formasi 2 yaitu sebesar Rp. 5.117.782.61 dan formasi 3 yaitu sebesar 4.519.260.87. Formasi 1 dinyatakan tidak layak untuk dilanjutkan ke tahap analisis karena nilai rata-rata pendapatan lebih kecil dari BNT. Nilai NPV formasi 2 yang
diperoleh sebesar Rp. 633.255.536 artinya keuntungan pada tingkat bunga 8,5% sebesar Rp. 633.255.536. Nilai IRR yaitu sebesar 28% yang berarti lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 8.5%. Nilai Gross B/C dengan hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) pada formasi 2 usaha hidroponik dengan discount rate 8,5% adalah 1,4. Nilai NPV formasi 3 yang diperoleh sebesar Rp. 447.968.812,42 artinya keuntungan pada tingkat discount factor
8,5%/tahun mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 447.968.812,42, nilai IRR sebesar 78% yang berarti lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu sebesar 8,5%. Nilai Gross B/C menunjukkan bahwa nilai Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) pada formasi 3
usaha hidroponik dengan discount rate 8,5 persen adalah 1,05.