Desain Penganggaran Komprehensif Pada UMKM Sumatera Kebun Jamur
Abstract
Jamur Tiram putih merupakan salah satu makanan sehat yang kaya manfaat. Jamur tiram putih juga sebagai bahan pangan yang memiliki nilai takaran gizi lengkap dengan harga yang relatif terjangkau. Sehingga hal tersebut menjadikan jamur tiram putih
sebagai salah satu kebutuhan pangan yang kerap diburu masyarakat. Sumatera Kebun Jamur sebagai salah satu Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang budidaya jamur tiram putih tentunya dapat memenuhi permintaan konsumen dan dapat mengoptimalkan laba. Permintaan pasar yang fluktuatif terhadap jamur tiram putih membuat produsen harus memprediksi berbagai resiko dan kesulitan yang akan terjadi sewaktu-waktu. Pasalnya, selain faktor teknis, kondisi cuaca juga dapat mempengaruhi produksi jamur tiram. Sehingga hal tersebut membuat produsen hanya mampu memenuhi permintaan di sekitar daerah yang masih dalam kemampuan jangkauan mereka. Pada tahun 2021, kebutuhan jamur tiram untuk wilayah Indonesia menjadi 99,671 ton. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk dapat membantu produsen mendapatkan gambaran jalannya suatu proses usaha yaitu menyusun anggaran komprehensif untuk dapat memproyeksikan dan mengarahkan perputaran keuangannya dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain anggaran komprehensif pada UMKM Sumatera Kebun Jamur dengan baik dan benar sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Sumatera Kebun Jamur dalam
mengoptimalkan jalannya operasional usaha. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2022 hingga November 2022 di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan triangulasi data dan menggunakan metode trend moment dalam melakukan peramalan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan anggaran komprehensif pada UMKM Sumatera Kebun Jamur mengacu pada kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemiliknya antara lain, penetapan harga jual, penetapan BOP, penetapan biaya administrasi dan penjualan, penetapan bahan baku akhir, dan persediaan akhir yang ditentukan 10% dari jumlah bahan baku akhir berikutnya dan persediaan akhir berikutnya serta penetapan tarif biaya tenaga kerja langsung yang semuanya itu akan mempengaruhi biaya produksi per unit di setiap produk.