Show simple item record

dc.contributor.authorNaibaho, Citra Olianda
dc.date.accessioned2023-09-07T03:31:42Z
dc.date.available2023-09-07T03:31:42Z
dc.date.issued2023-05-26
dc.identifier.urihttp://localhost:8080//handle/123456789/494
dc.description.abstractDesa Ria-Ria merupakan salah satu sentra penanaman tanaman kentang yang tergolong cukup luas. Tanaman kentang yang dibudidayakan di Desa Ria-Ria adalah varietas granola dengan jenis benih kentang bersertifikat dan non sertifikat. Adapun masalah utama dalam sistem budidaya kentang di Desa Ria-Ria adalah ketergantungan petani akan keadaan alam. Petani beranggapan output penggunaan benih bersertifikat tidak jauh berbeda dengan penggunaan benih non sertifikat. Selain itu petani juga menganggap benih bersertifikat cenderung lebih mahal dari pada benih non sertifikat. Sedangkan berdasarkan penelitian (Palgunadi et. al., 2011) penggunaan benih sangat berpengaruh terhadap produksi. Disisi lain, petani juga tidak melakukan pencatatan keuangan seperti biaya produksi, hasil produksi, penerimaan dan pendapatan dalam usahatani. Sehingga petani tidak mengetahui sejauh mana perkembangan pendapatan usahataninya. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perbandingan rata-rata produksi usahatani kentang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat, (2) menganalisis tingkat perbedaan pendapatan usahatani kentang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2022 di Desa Ria-Ria Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan survei seperti wawancara, observasi, dokumentasi dan daftar pertanyaan (kuesioner).Pengambilan sampel petani kentang dilakukan secara purposive sampling sebanyak 30 petani kentang menggunakan benih kentang sertifikat dan 30 petani kentang non sertifikat.Hasil rata-rata produksi usahatani kentang menggunakan benih bersertifikat dan non sertifikat dihitung berdasarkan dua kriteria luas lahan yaitu luas lahan ≤0,30 Ha dan 0,32-1 Ha. Berdasarkan pembagian dua kriteria luas lahan, rata-rata produksi usahatani yang menggunakan benih bersertifikat pada luas lahan ≤0,30 Ha menghasilkan produksi 1,92 ton dan luas lahan 0,32-1 Ha menghasilkan produksi 10 ton. Sedangkan usahatani yang menggunakan benih non sertifikat pada luas lahan ≤0,30 menghasilkan produksi 1,87 ton dan luas lahan 0,32- 1 Ha menghasilkan produksi 6,5 ton.Pendapatan usahatani menggunakan benih bersertifikat luas lahan ≤0,30 Ha sebesar Rp-15,811,774 dan luas lahan 0,32-1 Ha sebesar Rp22,550,273. Sedangkan pendapatan usahatani menggunakan benih non sertifikat pada luas lahan ≤0,30 Ha sebesar Rp-11.533.575 dan luas lahan 0,32-1 Ha sebesar Rp-3.073.333. Untuk nilai R/C yang dihitung dari pendapatan dibagi biaya total, maka menghasilkan nilai R/C usahatani yang menggunakan benih bersertifikat pada luas lahan ≤0,30 Ha senilai 0,50 dan luas lahan 0,32-1 Ha senilai 1,47. Sedangkan nilai R/C rasio usahatani yang menggunakan benih non sertifikat pada luas lahan ≤0,30 Ha senilai 0,58 dan luas lahan 0,32-1 Ha senilai 0,96. Berdasarkan keempat golongan usahatani kentang di Desa Ria Ria, usahatani yang layak dan menguntungkan adalah usahatani yang menggunakan benih kentang bersertifikat pada luas lahan 0,32-1 Ha.en_US
dc.publisherPSAHen_US
dc.subjectKentangen_US
dc.subjectBenih Bersertifikaten_US
dc.subjectBeni Non Sertifikaten_US
dc.subjectPerbandingan Pendapatanen_US
dc.subjectUsaha Tanien_US
dc.subjectDesa Ria-Ria Humbang Hasundutanen_US
dc.titlePerbandingan Pendapatan Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) Benih Bersertifikat dan Non Sertifikat di Desa Ria-Ria Humbang Hasundutan.en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record